Terpilihnya Abraham Samad sebagai ketua baru pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2011-2015, disinyalir tidak lepas dari adanya konspirasi untuk menutup dua kasus besar yang berkemungkinan melibatkan kepentingan dua partai besar.
“Tampaknya terpilihnya Abraham Samad menjadi Ketua KPK tidak dilepaskan dari dukungan para politisi Partai Demokrat dan Partai Golkar di Komisi III DPR RI. Partai Golkar dan Demokrat berharap Abraham Samad mengamankan kasus-kasus besar yang terkait dengan kedua partai tersebut,” demikian ditulis oleh situs berita www.itoday.co.id, Jum’at, 2 Desember 2011.
Bagi Partai Demokrat, Abraham Samad diharapkan tidak membuka kasus Century yang dapat mengganggu kekuasaan SBY. Begitu pula, Partai Golkar berharap, putra Makassar itu tidak menyentuh kasus yang melibatkan Jusuf Kalla.
Tampaknya Partai Golkar tidak ingin KPK membuka kasus yang melibatkan perusahaan milik Jusuf Kalla, PT Bukaka dalam peristiwa ambruknya jembatan Kutai di Kukar (Kutai Kartanegara) Kalimantan Timur.
Berdasarkan pengakuan Direktur Utama PT Bukaka, Irsal Kamaruddin, rangka besi jembatan Kukar bukan untuk jembatan gantung.
PT Bukaka juga mendapat proyek perbaikan dan perawatan jembatan Kukar pada awal November 2011.
Sri Mulyani yang terseret dalam kasus Century juga sudah lama berseteru dengan Jusuf Kalla.
Perseteruan terjadi saat proyek monorel di Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani belum memberikan jaminan atas risiko proyek monorel yang diajukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Jakarta Monorail.
PT Jakarta Monorail merupakan usaha milik Jusuf Kalla yang mendapat penunjukkan langsung dalam proyek ini.
Abraham juga mempunyai kedekatan Jusuf Kalla dengan menjadi konsultan hukum di Rumah Sakit Islam Faizal, yayasan kesehatan milik keluarga Kalla.
Selain itu, Abraham Samad termasuk pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) di Makassar pada 1998.
sumber
sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar