Kamis, 05 Desember 2013

Einstein dan Perbedaan Yahudi Zionis [ Ust Rizky Ridyasmara ]

Dari : Majelis Tausiah Kiai dan Ustadz Indonesia

Pada edisi 4 Desember 1948, surat kabar Amerika terkemuka "New York Times" memuat sepucuk surat yang dilayangkan khusus untuk rakyat Amerika. Surat tersebut tertandatangan atas nama ilmuwan kesohor pada waktu itu, Albert Einstein.

Surat tersebut secara terbuka menyerukan masyarakat Amerika untuk menolak kunjungan Presiden Israel Manahim Pygen ke Amerika. Eisntein juga memuat seruan kepada rakyat Amerika untuk tidak memberikan dukungan kepada negara yang baru berdiri itu.

Einstein juga membicarakan karakter fasis dan nazis Israel, dengan mengisahkan tragedi pembantaian Deir Yasin di mana hampir 240 orang Palestina terbunuh, termasuk anak-anak dan laki-laki. Tak hanya itu saja, fisikawan legendaris itu juga mengajak para wartawan untuk mengunjungi wilayah tersebut, serta menyaksikan bekas-bekas pembantaian.

Einstein adalah seorang Yahudi, namun ia menolak unsur Zionisme dan pendudukan Israel.

Di dalam Surat Al-Maidah ayat 82, Allah SWT telah berfirman tentang hubungan orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan orang-orang Muslim. Yahudi di sini dalam artian sifat dan pandangan hidup (Millah), bukan ras (lihat ayat-ayat sebelumnya seperti ayat 78 – 81), karena sesungguhnyalah tidak ada itu yang bernama ras Yahudi. Yahudi asli adalah ras semit juga sebagaimana bangsa Arab lainnya. Mereka satu keturunan yakni Bani Ibrahim.


Sedang yang sekarang ini kadung disebut sebagai “Yahudi” sebenarnya terdiri dari campuran berbagai macam ras, sebab itu dikenal ada “Yahudi Falasha” yang negro, “Yahudi berkulit putih dan sipit”, “Yahudi Bule”, “Yahudi Arab” dan sekarang di Indonesia banyak “Yahudi Melayu”. Mereka ini sebenarnya hanya mengaku-aku. Ada sejarah panjang yang menyebabkan itu.

Ketika Bani Israel mendirikan 12 kampung di Palestina (Masa Para Hakim), mereka ini diserbu oleh Raja Babylonia bernama Nebukadnezar. Semua Bani Israel dibunuh, semua Taurat Yerusalem yang berasal dari Musa dimusnahkan, dan Haikal Sulaiman dihancurkan. Nebukadnezar hanya menyisakan bagian dari Bani Israel yang sakit-sakitan, tua, dan anak-anak kecil. Mereka ditawan dan diboyong ke Irak untuk dijadikan budak. Sebenarnya, Bani Israel ini pulang kampung. Karena Bani Israel, anak-anak dari Yakub, dilahirkan semua di Harran, utara Irak. Hanya Bunyamin, anak dari Yakub dan Rahul, yang dilahirkan di Palestina. Bunyamin bersaudara dengan Yusuf a.s. dan dimusuhi oleh ke-10 saudara sebapak lain ibu.

Di Irak, Bani Israel ini beranak-pinak dan membuat Taurat baru yang dinamakan Taurat Babylonia. Taurat ini sama sekali beda dengan Taurat Musa dan menjadi sumber dari Kitab Talmud yang dijadikan lebih suci ketimbang Taurat Babylonia sekarang ini. Isi dari Talmud banyak yang serupa dengan isi dari Injil Gereja Setan. Sebab itu, Talmud disebut juga sebagai kitab iblis dan mereka yang berpegangan kepada Talmud—orang-orang Zionis Yahudi itu—adalah para pengikut iblis.

Zionis-Yahudi sekarang ini berpedoman kepada Talmud dan Taurat Babylonia. Dan karena Zionis-Yahudi sebenarnya bukan ras tersendiri, tapi dari berbagai macam ras, tapi memiliki keyakinan yang satu, maka semua orang yang mendukung Zionisme sebenarnya bisa dikategorikan sebagai kaum Zionis-Yahudi, walau mungkin di KTP mereka itu beragama Islam atau Kristen atau Budha atau Hindu atau Kong Hu Cu atau yang lainnya. Orang-orang liberal yang mempermainkan ayat-ayat Allah SWT seenaknya dan berbaik-baikan dengan Zionis-Israel bisa dimasukkan ke dalam kelompok “Zionis-Yahudi”, di mana terhadap mereka berlaku hukum Allah terhadap kaum kafirin, walau mungkin mereka pernah bersyahadat. Karena Snouck Hurgronje pun pernah bersyahadat, walau diniatkan untuk sesuatu yang jahat.

Perbedaan antara Zionis-Yahudi dengan Yahudi Anti Zionis seperti Neturei Karta (NK) terutama di dalam penyikapan mereka terhadap hari akhir. NK berkeyakinan jika Taurat Babylonia dan Talmud adalah kitab iblis, dan pembentukan negara Israel harus terlebih dahulu menunggu datangnya Messias mereka (Raja Yahudi) yang akan memimpin mereka. Sebelum datangnya Sang Messias, maka Yahudi seharusnya tunduk pada ketetapan Tuhan yang memerintahkannya untuk menyebar di seluruh dunia (Diapsora). Sebab itu mereka menentang keras gerakan Zionisme yang telah mendirikan negara Israel di tanah Palestina, padahal Messias belumlah datang. NK berkeyakinan jika gerakan Zionisme merupakan pengkhianatan terhadap Yudaisme dan sebab itu harus dihancurkan.

Sedang Zionis-Yahudi (Zionis-Israel), yang memegang Taurat Babylonia dan Talmud, berkeyakinan jika negara Israel harus didirikan untuk menyambut kedatangan Sang Messias. Nanti di hari akhir, Sang Messias akan memimpin mereka untuk mendirikan Israel Raya di mana semua manusia tunduk di bawah hegemoni Israel Raya.

Pertentangan dan permusuhan di antara Bani Israel ini sesungguhnya bukan barang baru. Di masa para Hakim di Palestina, ketika mereka masih terdiri dari 12 kampung kecil, diantara mereka juga saling berperang, dan kemudian menjadi dua “kerajaan” besar yakni Yahuda di utara Palestina dan Israel di Palestina selatan, yang terus berperang dengan sengit.

Kemesraan Iran terhadap Yahudi bukan barang baru. Seorang sahabat saya yang pernah mengunjungi Iran menyatakan jika di Teheran terdapat sekurangnya 40 sinagog dan orang-orang Yahudi yang tinggal di Iran bisa hidup dengan aman dan beibadah di sana. Namun tidak ada satu pun masjid Kaum Sunni di Teheran dan orang-orang Sunni di negeri tersebut terus saja dimusuhi bahkan dikejar-kejar.

Dan soal dosa atau tidak, itu merupakan hak prerogatif Allah SWT, bukan manusia. Sama halnya ketika MUI mengharamkan Golput dalam Pemilu 2009, yang secara eksplisit MUI menyatakan berdosa jika ada orang Islam yang Golput dalam Pemilu 2009. Dalam hal ini MUI memang jelas kebablasan dan menjadi perpanjangan kepentingan politik sekuler.

Sebab itu, saya pribadi di dalam Pemilu 2009 akan bersikap adil, yakni mencontreng semua calon dan semua parpol, dan ini bukan Golput. Banyak kawan-kawan saya yang menjadi caleg sekarang ini, dan karena saya mencintai mereka dengan tulus, maka saya tidak ingin menjerumuskan teman-teman saya yang masih lurus ini untuk masuk ke dalam gedung parlemen di mana uang menjadi Tuhan bagi mayoritas anggota dewan. Saya takut, jika mereka masuk ke dalam sistem yang sungguh-sungguh jahil ini, iman mereka akan bobol dan akhirnya bukannya “mewarnai” namun malah jadi “terwarnai”. Saya akan lebih berdosa jika menjerumuskan sahabat-sahabat saya ini ke dalam lembah kesesatan, karena fakta dan bukti yang terjadi sepanjang periode 2004 hingga 2009 ini sangat banyak dan jelas. Yang tadinya anti Suharto jadi pengikut Suharto misalnya, semua ini disebabkan oleh bab al-fulus. Ini keterlaluan. Wallahu’alam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar